Sejarah Islam Penuh Darah?

WarnaIslam.com Jumat, 06 Februari 2009 04:21

Pertanyaan

Pa Ustad, pertanyaan saya begini.

Ada sebagian kaum Islam, terutama dari mazhab syiah, yang mengatakan bahwa kita seperti meninggalkan sejarah Islam kita, yang--menurut kaum mazhab syiah tadi--mempengaruhi syariat Islam yang kita pegang dan amalkan sekarang.

Contohnya, kasus "pembantaian keluarga suci Nabi" di perang karbala. Kaum syiah berpendapat bahwa perang ini adalah perang kaum non-syiah (dari kaum Bani Umayyah) terhadap ahlul bait yang--menurut mereka--sudah dipilih Allah untuk meneruskan Risalah Nabi.

Dan mereka-mereka yang diam, tidak bersedih, dan tidak membela ahlul bait sampai bahkan memilih mazhab lain selain syiah tidak termasuk ke dalam golongan umat Nabi Muhammad yang akan mendapat syafaat dan kebahagiaan di akhirat nanti. Naudzu billahi min dzalik.

Wallahu alam bissawab. Mohon penjelasan Pa Ustad. Terima kasih.

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Tidak benar bahwa sejarah Islam dikatakan berdarah-darah. Apalagi kalau dibandingkan dengan sejarah peradaban lain, justru sejarah Islam adalah sejarah paling suci. Bahwa ada korban jiwa karena suatu tragedi dan konflik horiontal di tengah sebuah fitnah, tentu amat wajar terjadi. Di semua peradaban dan masyarakat, korban-korban konflik pasti ada.

Tetapi sekali lagi, kita tidak bisa menyebut bahwa sejarah Islam itu berdarah-darah, sehingga kita lantas malu dengan sejarah kita sendiri. Yang menyebut hal-hal negatif seperti itu tidak lain adalah musuh-musuh Islam yang pada dasarnya punya kepentingan serta niat buruk terhadap Islam.

Kalau kita lihat sejarah dunia dengan kaca mata yang jujur, objektif dan ilmiyah, sesungguhnya kita akan mendapatkan fakta-fakta yang akan membuat kita justru bangga dengan sejarah kita sendiri.

Sejarah Islam adalah sejarah paling manusiawi dibandingkan dengan sejarah hitamRusia, di mana untuk mewujudkan komunisme, telah terbunuh 19 juta orang. Setelah komunisme berkuasa, telah terhukum secara keji sekitar 2 juta orang dan sekitar 4 atau 5 juta orang diusir dari Rusia. Konflik dan fitnah di masa shahabat hanya melibatkan beberapa gelintir orang yang masih perlu penelitian ulang secara mendasar.

Sejarah Islam jauh lebih manusiawi dibandingkansemua pembantaian orang-orang kulit hitam di Amerika dan Afrika Selatan. Sejarah Islam juga jauh lebih manusiawi dibandingkan pembantaian suku bangsa Indian oleh koboi Amerika.

Sejarah Islam masih jauh lebih manusiawi dibandingkanpembantaian suku Aborigin di Australia. Sejarah Islam tetap jauh lebih manusiawi dibandingkanpembantaian rakyat vietnam oleh tentara Amerika.

Sejarah Islam nyatanya jauh lebih manusiawi dibandingkanpeledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Sejarah Islam senantiasa jauh lebih manusiawi dibandingkanpembantaian muslim Bosnia dan Kosovo oleh Serbia. Sejarah Islam jauh lebih manusiawi dibandingkanpembantaian terhadap Muslim India. Sejarah Islam jauh lebih manusiawi dibandingkanbom atom dan bom. Sejarah Islam jauh lebih manusiawi dibandingkan perang dunia?

Fitnah dan Konflik Politik di Masa Shahabat

Bahwa ada konflik dan pembunuhan di Karbala, memang sudah fakta. Sejarah tidak mungkin ditutup-tutupi.

Namun yang jadi masalah, bagaimana cara kita memandang masalah itu serta menganalisanya. Dan pada celah kecil inilah sesungguhnya para orientalis barat yang benci kepada umat Islam bisa memainkan opini. Bahkan mengaduk-aduk perasaan umat Islam, untuk selanjutnya menanamkan benih-benih perpecahan, kebencian serta pertikaian yang tidak jelas ujung pangkalnya di tengah umat Islam.

Tentu saja tidak benar kalau konflik itu disebut-sebut sebagai perang antara pendukung ahlul bait dan anti ahlul bait. Analisa seperti itu jelas tidak ada dasarnya dan keliru fatal. Mengingat tidak ada seorang dari para shahabat nabi di masa itu yang membenci Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Sebab semua dalil mewajibkannya.

Yang sesungguhnya terjadi sesungguhnya adalah fitnah yang meledak-ledak sehingga menimbulkan kealpaan, di mana terkadang informasi yang keliru serta kesimpang-siuran berita dengan belitan provokasi dari musuh-musuh Islam, sempat sedikit mengganggu hubungan mesra antara para shahabat dan juga di kalangan para tabi'in di kala itu.

Akan tetapi semua konflik internal yang amat manusiawi itu berhasil diselesaikan dengan amat baik dan cerdas. Sehingga masalahnya sudah selesai sejak masa itu. Kita tidak perlu lagi menggali kubur yang sudah lama ditanam. Biarlah mereka beristirahat dengan tenang menikmati amal shalih mereka.

Mereka itu tidak sama dengan para maniak politik di zaman kita, yang menghalalkan segala cara. Mereka adalah generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi. Mereka memang tidak kebal konflik sebagaimana semua makhluk ciptaan Allah pasti mengalaminya. Namun parashahabat adalah generasi yang langsung dibina oleh tangan Rasulullah SAW sendiri.

Apa Persoalan Mendasar Sunnah Syiah?

Kalau kita amati konflik sunnah syiah yang sudah menumpahkan darah di mana-mana, kita jadi bertanya, apa sih sesungguhnya yang membuat seorang muslim tega membunuh saudaranya yang muslim?

Apakah lantaran masa lalu sejarah yang sampai hari ini masih harus terus menerus ditimbulkan terus? Apakah peristiwa fitnah itu masih harus diperpanjang lagi pada generasi berikutnya?

Sesungguhnya kalau kita mau jujur, konflik syiah sunnah pada dasarnya bukan terletak pada masalah aqidah atau pun masalah syariah, melainkan masalah kepentingan terpendam dari musuh-musuh Islam yang paham betul bahwa salah satu titik kelemahan umat Islam adalah konflik ini.

Lalu mereka mencari pembenaran-pembenaran dengan merekayasa analisa sejarah, sambil terus menghidupkan ketegangan dan perbedaan di tubuh umat Islam. Kalau boleh kami katakan terus terang bahwa konflik sunnah syiah tidak pernah sepi dari tangan-tangan ghaib yang ikut menggali kubur buat kebangkitan umat Islam.

Persoalan perbedaan aqidah antara syiah dan sunnah seolah menjadi tema utama, padahal antara keduanya banyak persamaan, bahkan dalam masalah aqidah sekalipun. Memang ada kelompok syiah yang sesat dan telah keluar dari aqidah Islam yang shahih, itu pun telah disepakati oleh kalangan mayoritas syiah sendiri. Sebagaimana juga banyak di kalangan sunnah sendiri pun ada juga yang aliran aqidah yang menyimpang dan diamini oleh mayoritas sunni.

Dan halaman ini rasanya bukan tempat yang cukup untuk membahas lebih dalam tentang hubungan syiah sunnah. Tetapi cukup kita katakan bahwa sejarah Islam tidak seburuk yang kita baca dari musuh-musuh Islam.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

0 Responses